SEJARAH IKAWANGI
IKAWANGI atau Ikatan Keluarga Banyuwangi, adalah paguyuban warga asal Banyuwangi – Jawa Timur yang hidup di perantauan. Nama Ikawangi tak lepas dari peran warga Jakarta asal Banyuwangi, karena awal mula nama Ikawangi justru lahir dari para tokoh Banyuwangi yang ada di Jakarta. Hingga akhirnya nama Ikawangi menyebar luas dan diikuti oleh warga Banyuwangi di nusantara dan mancanegara.
Seperti yang dikupas Dhuta Ekspresi, -jauh sebelum berkibar nama Ikawangi-, awalnya pada 23 Juli 1972 Panitia Penghimpun Warga Banyuwangi telah menyelenggarakan rapat pleno di Jakarta.
Adapun pokok-pokok kebijaksanaan yang berhasil diputuskan, antara lain menyempurnakan susunan panitia penghimpun warga Banyuwangi di Jakarta, dan mengadakan pertemuan besar warga Banyuwangi di Jakarta pada 16 September 1972.
“Akhirnya tanggal 16 September 1972 inilah dispekatai sebagai tonggak sejarah berdirinya dan sekaligus hari lahirnya Ikawangi. Sedang acara dalam pertemuan besar saat itu adalah membentuk pengurus tetap Himpunan Warga Banyuwangi di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta serta diselingi dengan hiburan kesenian daerah yang khusus didatangkan dari Banyuwang.
Biaya pertemuan besar tersebut mencapai jumlah kurang lebih Rp 500.000. Pemasukan anggaran, antara lain dipungut dari tiap-tiap kepala keluarga Banyuwangi yang berada di Jakarta minimal Rp 1.000 serta sumbangan suka rela yang jumlahnya tidak ditentukan,” demikian bunyi surat yang ditandatangani ketua Panitia Penghimpun Warga Banyuwangi, AKP. Drs. Moeljadi dan Sekretarisnya, MN Hafandi, BSc.
Bahkan alm. Moeljono Moenawar ketika memberikan sambutan dalam Musyawarah Paguyuban (Muspag) Ikawangi, 16 Oktober 2002 di Sumbawa Room Bali Hotel Indonesia, Jakarta Pusat memberikan penegasan. Di antaranya menyatakan, seperti halnya yang diceritakan kembali oleh Hafandi bahwa 16 September 1972 itu, disusun Pengurus Paguyuban Warga Banyuwangi di Jakarta. Yakni, Drs Sutardjianto sebagai Ketua, Hafandi BSc sebagai Sekretaris, dan Drs. Hardjoko Sapoetra sebagai Bendahara.
“Sehingga, secara formal tanggal 16 September 1972 merupakan Hari Kelahiran paguyuban yang kemudian diberi nama Pewangi Jaya (Perkumpulan Warga Banyuwangi Jakarta Raya). Kegiatannya, antara lain berupa arisan setiap bulan dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Nah, pada tahun 1992 nama Pewangi Jaya berubah menjadi Ikawangi (Ikatan Keluarga Banyuwangi) dengan ketua Saudara H Boesairie Abdullah SH”.
Diakuinya, dalam dekade kepengurusan ini mulai bermunculan muka-muka baru warga daerah, baik yang sudah berkeluarga maupun muda-mudinya. Hal ini tampak sekali pada tiap acara Halal-Bi Halal. Karena warga Ikawangi yang menghadiri semakin tahun semakin meningkat jumlahnya.
“Ini suatu bukti, bahwa Ikawangi semakin tahun semakin dibutuhkan keberadaannya dan dirasakan manfaatnya. Baik sebagai wahana pembawa misi pembinaan persatuan dan kesatuan warga yang berlandaskan azas kekeluargaan, kebersamaan, maupun gotong royong. Dan dalam perkembangan selanjutnya sebagai wahana pembawa misi pengembangan, pengabdian masyarakat, dan kepedulian sosial warga Ikawangi secara keseluruhan. Selain itu untuk nguri-uri (turut aktif, red.) membina dan melestarikan adat dan seni budaya daerah Banyuwangi,” tandasnya kala itu.
Dengan gambaran misi Ikawangi yang demikianlah, pada 14 Desember 1997 di estafetkan kepemimpinan Ikawangi dari H Boesairie Abdullah SH kepada Ir. Moeljono Moenawar selaku Ketua dan Agus Budi Hartono sebagai Sekretaris Jenderal. “Inilah untuk pertama kalinya estafet kepengurusan Ikawangi dideklarasikan secara formal. Sekaligus, disusun kepengurusan lengkap pada saat itu untuk masa bhakti 1998/2002 tersebut,” ungkapnya.
Dalam Muspag Ikawangi di Sumbawa Room Hotel Indonesia, Jakarta Pusat 16 Oktober 2002 tersebut, sebenarnya ada tiga calon. Yakni, Drs. Hanifan, Antariksawan Yusuf, namun H. Bambang Sugiono, SE, MSi absen karena saat itu Bambang berada di Genteng – Banyuwangi, menghadiri seratus harinya mertuanya almarhumah Hj. Sri Sudarmi.
Sidang pemilihan pengurus baru Ikawangi untuk masa bhakti 2002-2006 dipimpin Hafandi, BSc, berlangsung cukup demokratis. Persaingan ketat dua kandidat, Hanifan dan Antariksawan Yusuf memperebutkan kursi Ketua Umum, yang akhirnya dimenangkan Hanifan dengan meraih 26 suara dari 46 pemilih. Sedang sisanya, 20 suara dikantongi Antariksawan Yusuf. Dalam masa bhaktinya, Hanifan didampingi Sekjendnya, Sofy Muntahar.
Selanjutnya pada tahun 2007, Ikawangi Kembali menggelar musyawarah yang akhirnya memilih H. Bambang Sugiyono, SE, MSi sebagai Ketua Umum Ikawangi untuk preode 2007-2010 dalam Musyawarah Paguyuban Ikawangi di Antanov Room Club Eksekutif Persada Halim, Jln. Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur, (14/1).
Masa kepemimpinan H. Bambang berakhir pada akhir tahun 2022 tepatnya pada tanggal 11 Desember menggelar musyawarah untuk memilih ketua baru, dan nama Mayjen (Purn) Rusdi Maksum akhirnya menjadi Ketua Umum Ikawangi masa periode 2022-2027.